Rukun Islam Yang banyak di lupakan kaum Muslimin
Tidak sampai di sini sahaja: Kerana kalimat syahadat ini, terjadilah perubahan besar dalam hubungan antara manusia dengan manusia. Mereka yang membaca kalimat ini bersatu-teguh dalam satu kelompok, sedang mereka yang menolaknya terkumpul dalam kelompok yang lain. Bila seorang ayah membaca kalimat tersebut sedangkan anaknya menolak untuk membacanya, terputuslah hubungan antara keduanya. Sang ayah bukan lagi ayah dari sang anak itu, dan sebaliknya sang anak bukan lagi anak dari sang ayah. Sang anak tidak lagi berhak untuk mewarisi harta sang ayah. Bahkan ibu dan saudara perempuannya juga akan mengenakan purdah dan menjauhkan diri daripadanya. Bila seorang, orang luar yang percaya kalimat syahadat, menikah dengan seorang puteri dari keluarga Muslim, ia dan anaknya mempunyai hak untuk mewarisi harta keluarga tersebut.
Tetapi sebalikrya, seorang anak yang lahir dalam keluarga Muslim tetapi tidak mahu percaya kepada kalimat tersebut akan terputus semua hubungannya dengan keluarganva. Ini menunjukkan bahawa kalimat syahadat tersebut adalah suatu fenomena yang dapat mempertalikan hubungan antara seseorang dengan seorang yang lain yang sebelumnya tidak saling mengenal, dan memutuskan hubungan antara seseorang dengan sanak keluarganya. Kekuatan kalimat ini demikian besar hingga mampu mengalahkan kuatnya hubungan darah dan kekeluargaan.
MENGAPA TIMBUL PERBEDAAN YANG BESAR?
Marilah kita fikirkan sejenak, mengapa terjadi perbedaan yang demikian besar antara seorang manusia dan manusia yang lain? Ada apa dalam kalimat tersebut? Sekilas, kalimat syahadat itu tampaknya hanyalah sebuah kalimat yang terdiri dari huruf-huruf seperti K, A, L, I, dan beberapa huruf yang lain lagi. Bila huruf-huruf itu digabungkan bersama-sama dan diucapkan dengan mulut, dapatkah terjadi suatu keajaiban yang dapat menimbulkan perubahan yang demikian radikal dalam diri seseorang ? Dapatkah hal yang demikian kecil menimbulkan perbezaan, seperti langit dan bumi, antara seorang manusia dengan manusia yang lain?Saudara saudara! Dengan sedikit pengertian sahaja, anda akan dapat mengatakan sendiri bahawa cuma sekadar membuka mulut dan mengucapkan beberapa suku-kata sahaja, tidak mungkin dapat menimbulkan akibat yang demikian besar. Tidak syak lagi, orang-orang kafir, penyembah berhala, memang percaya bahawa dengan mengucapkan suatu mantera sahaja sebuah gunung akan mampu digerakkan, bumi dapat terbelah dan air boleh memancar keluar, meski tidak seorang pun yang memahami erti mantera tersebut. Hal ini disebabakan mereka percaya bahwa kekuatan mantera tersebut terletak dalam bunyi kata-katanya sahaja, hingga begitu mantera diucapkan, terjadilah keajaiban. Namun tidaklah demikian halnya dalam Islam.
Dalam Islam hal yang utama dalam sebuah kalimat yang diucapkan adalah maknanya. Pengaruh kata-kata terletak dalam ertinya. Bila kata-kata tidak punya erti dan tidak meresap dalam hati, dan tidak menimbulkan pengaruh yang kuat yang boleh menimbulkan perubahan dalam fikiran, akhlak dan perbuatan orang yang mengucapkannya, maka sekadar mengucapkannya sahaja sama-sekali tidak akan ada faedahnya.
Saya akan menerangkan masalah ini dengan sebuah contoh yang sederhana. Seandainya anda sedang menggigil kerana udara yang dingin dan anda lalu meneriakkan kata-kata,"Kain! Selimut! Kain! Selimut! " maka kedinginan udara yang anda rasakan tidak akan berkurang meskipun anda meneriakkan kata-.kata itu sejuta kali dengan menghitung tasbih. Tetapi bila anda lalu mencari selembar selimut dan menyelimuti tubuh anda dengannya, tentulah pengaruh udara yang dingin itu akan hilang. Atau seandainya anda merasa haus dan anda berteriak sepanjang-hari, “Air, air!", maka anda akan tetap sahaja merasa haus. Tetapi bila anda mengambil segelas air dan meminumnya, tentu rasa haus itu akan hilang.
Atau, contoh yang lain lagi, seandainya anda menderita sakit demam dan untuk mengubatinya anda hanya menyebut-nyebut nama bermacammacam tumbuh-tumbuhan yang biasanya direbus dan airnya diminum untuk menyembuhkan sakit demam; dengan cara ini jelas anda tidak akan boleh sembuh. Tetapi bila anda benar-benar merebus tumbuh-tumbuhan tersebut dan meminum airnya, tentulah demam anda akan hilang,
Nah, seperti inilah kedudukan kalimat syahadat itu. Mengucapkan kalimat itu dimulut sahaja, tidak akan dapat menimbulkan perubahan yang demikian besar, yang mampu mengubah seorang kafir menjadi seorang Muslim, atau seorang yang kotor menjadi seorang yang suci, atau seorang yang terkutuk menjadi seorang yang tercinta, atau calon penghuni neraka menjadi calon penghuni syurga. Perubahan seperti itu hanya mungkin terjadi bila anda lebih dahulu memahami makna kata-kata dalam kalimat tersebut dan melekatkannya dalam fikiran anda.
Lalu bila anda mengucapkan kalimat tersebut dan telah memahami ertinya, anda juga harus menyedari benar-benar bahawa dengan mengucapkannya anda telah membuat komitmen yang sangat besar di hadapan Allah dan seluruh dunia, dan memikul tanggungjawab yang besar di atas bahu anda. Dan setelah memahami pengertian pemyataan anda itu, maka pemahaman itu harus menguasai seluruh hidup anda. Dengan demikian, anda tidak akan membiarkin satu ide pun yang bertentangan dengan kalimat ini memasuki fikiran anda. Lalu anda harus memutuskan untuk seterusnya bahawa, apa pun yang bertentangan dengan kalimat ini adalah bathil, dan hanya yang sesuai dengan kalimat ini sahajalah yang benar. Selanjutnya, kalimat ini harus menguasai seluruh persoalan hidup anda. Setelah mengucapkan kalimat ini anda tidak boleh lagi bebas untuk melakukan apa sahaja yang anda sukai, seperti orang-orang kafir. Setelah diikat oleh kalimat ini, anda harus menuruti apa sahaja yang diperintahkannya dan menjauhi apa sahaja yang dilarangnya.
Bila seseorang mengucapkan dan mempercayai dua kalimat syahadat kalimat ini, dengan cara yang seperti di atas, maka orang tersebut menjadi seorang Muslim yang sejati. Hanya dengan melalui proses yang demikian itulah boleh terjadi perbedaan besar antara manusia yang. satu dengan manusia yang lain, seperti yang tadi saya ceritakan kepada anda.
Rukun Islam Yang banyak di lupakan kaum Muslimin
NB: Dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu, bahwa Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda: “Barangsiapa menyeru kepada hidayah (jalan petunjuk dan kebaikan), maka ia akan mendapatkan pahala sebagaimana pahala orang yang mengikuti (atau mengerjakan)nya tanpa mengurangi
pahala mereka sedikitpun. Dan barangsiapa menyeru kepada kesesatan, maka ia mendapatkan dosa sebagaimana dosa orang yang mengikuti (mengerjakan)nya tanpa mengurangi dosa mereka sedikitpun.”. (HR. Muslim no. 6750). Jika Anda ingin mendapatkan pahala investasi (yakni pahala yang hasilnya terus megalir meski anda sudah meninggal-karna disebabkan anda menyampaikan sesuatu dari islam dan ada orang yang iktu mengamalkannya pula, maka Anda akan mendapatkan pahala sama tidak kurang atau lebih seperti orang yang mengamalkannya dan terus mengalir meski anda telah mati. Mau?), Maka jangan ragu sampaikan lagi informasi dan kabar gembira SUPER DAHSYAT ini kepada yang lainnya!
SHARE info ini. Rasulullah saw bersabda: “Barangsiapa yang menunjuki kepada kebaikan maka dia mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengerjakannya.” (HR. Muslim no. 1893) Dengan cara klik tombol sosial media di bawah ini:
Komentar
Posting Komentar